The Legend of Abdul Kahir
Babak 0
Berita Kematian Raja Ma Ntau Asi Sawo, penyiaran agama islam di Bima yang tertuda.
Light in
Dari sisi kanan panggung terlihat seseorang yang sedang membaca Al-Qur’an
Kemudian dari sisi kiri panggung terlihat seseorang yang sedang melakukan nangi nduru
Black out
Babak 1
Sosok yang sedang kebingungan yang kemudian seakan bicara dengan dirinya sendiri
Light In
Salisi : sudah lama aku mengabdi, sudah lama aku menjadi bawahan, sudah lama aku menjadi orang selalu diperintah (melamun)
Saatnya aku menjadi orang yang memerintah, penguasa mutlak dari dana Mbojo, aku akan menjadi seorang raja, ya… raja!!!
Tapi tunggu dulu, hambatan terbesarku hanyalah si Jana Teke dan La Kai, putra Raja Ma Ntau Asi Sawo, pewaris tahta yang sah. Aku harus membunuh mereka,, tapi merekakan masih kecil.
Yah… itulah yang menjadi alasan, aku akan mengisi kekosongan kekuasaan dengan mengatakan bahwa sembari menunggu mereka besar maka aku yang akan menjadi raja… raja… raja… namaku sekarang Raja Ma Ntau Asi Peka
Wahai para Penghuni Dana Mbojo, raja kalian yang baru adalah aku Salisi Ma Ntau Asi Peka. Perintahku hanya satu, tunduk atau takluk!!!
Black out
Babak 2
Dalam ruang kamarnya Salisi dan Bumi Luma Rasa NaE mengadakan pertemuan
Light In
Bumi Luma Rasa NaE : ada apa kiranya Ndaita Ruma ku mengundang hamba datang kemari
Salisi : ada yang harus kamu lakukan
Bumi Luma Rasa NaE : apa itu Ndaita Ruma ku
Salisi : apa kamu setia dan tunduk padaku?
Bumi Luma Rasa NaE : tidak ada Ndaita Ruma yang lain selain Ndaita Ruma ku Ma Ntau Asi Peka
Salisi : baik, sekarang kamu tahu apa berita terbaru?
Bumi Luma Rasa NaE : keinginan rakyat Dana Mbojo yang Ingin agar Jane Teke di angkat jadi Raja
Salisi : itu berarti?
Bumi Luma Rasa NaE : itu berarti bahwa saatnya pergantian Raja.
Salisi : apa kamu menginginkannya?
Bumi Luma Rasa NaE : tidak Ndaita Ruma ku, Mada akan selalu setia pada Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Peka
Salisi : baiklah, aku terkesan padamu, untuk itu maka cara satu-satunya untuk mempertahankan posisiku sebagai Raja adalah hilangnya Jane Teke dari muka bumi ini, kamu tahu apa harus kamu lakukan?
Bumi Luma Rasa NaE : belum Ndaita Ruma ku Ma Ntau Asi Peka!!!
Salisi : siapkan perburuan ke Wera, saat La Jane Teke bersama pengawalnya yang setia berkumpul, bakar rumput sekelilingnya… panggang Jane Teke hidup-hidup
Bumi Luma Rasa NaE : baiklah Ndaita Rumaku Ma Ntau Asi Peka. (keluar panggung)
Salisi : akulah Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Peka.
Black out
Babak 3
Pengumuman oleh hulubalang Istana kepada masyarakat dana Mbojo bahwa Jane Teke telah meninggal.
Light In
Hulubalang : siang ini, ada berita duka cita…
Ndaita Ruma Ncore ba ndai ta akan pertama dari Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Sawo telah meninggal dalam perburuan dikarenakan rumput-rumput yang terbakar.
Maka dari itu Ndaita Ruma ncore ba ndai ta Ana Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Sawo di nobatkan sebagai Ndaita Ruma Ma Mbora di Mpori Wera, dan Ndaita Ruma Ncore ba ndaita masih Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Peka.
Sekian pengumuman dari kerajaan
Black out
Babak 4
Dalam istana Salisi bingung dengan menghilangnya La kai.
Light in
Salisi : siapa yang tahu keberadaan La Kai?
Bumi Luma Rasa NaE : tidak ada yang tahu Ndaita Ruma…
Salisi : cari tahu beradaan La Kai
Bumi Luma Rasa NaE : jangan terlalu tegang Ndaita Ruma
Salisi : bagaimana aku bisa tenang kalau kasusnya seperti ini, dia sekarang menjadi satu-satunya penerus kerajaan yang sah. Kalau dia masih hidup dia yang akan menjadi raja, itu berarti berita yang sangat buruk buatku dan kamu
Bumi Luma Rasa NaE : Io Ndaita Ruma, tapi kita masih punya banyak waktu
Salisi : banyak waktu bagaimana?
Bumi Luma Rasa NaE : dia masih kecil dan masih sangat jauh umurnya untuk menjadi raja salama itu kita senantiasa bisa untuk membangun steragi untuk memperkokoh kedudukan Ndaita Ruma ku Ma Ntau Asi Peka.
Salisi : (terlihat tenang) oh…. Aku mulai sadar…
Bumi Luma Rasa NaE : jangan terlalu tegang dan panas Ndaita Ruma Ku Ma Ntau Asi Peka. Jangan sampai masyarkat mengetahui kemelut kerajaan
Salisi : terimakasih Bumi Luma Rasa NaE, aku semakin bangga mempunyai pejabat yang sangat agresif sepertimu. Aku semakin tidak ragu meminta pendapat padamu.
Bumi Luma Rasa NaE : jangan terlalu berlebihan Ndaita Ruma ku Ma Ntau Asi Peka.
Salisi : (terdiam) kira-kira kemana perginya La Kai?
Bumi Luma Rasa NaE : kami sampe sekarang masih mencari
Salisi : jangan sampai dia hidup terlalu lama
Bumi Luma Rasa NaE : dia tidak akan bisa sembunyi di manapun di Dana Mbojo ini!!!
Salisi : apa saja yang sudah kamu lakukan untuk mengatasi masalah ini?
Bumi Luma Rasa NaE : mada sudah mengirim pasukan pengintai, sudah menyebarkan pengumuman yang berisi penculikan terhadap putra mahkota La Kai
Salisi : kenapa kamu tulis putra mahkota
Bumi Luma Rasa NaE : karena kita butuh senjata untuk meyakinkan rakyat bahwa kita mendukung rakyat, dengan itu juga rakyat akan membantu mencari
Salisi : imbalan apa yang kamu berikan untuk mereka yang menemukan La Kai
Bumi Luma Rasa NaE : 100 Real
Salisi : beritahu kepada Bumi Jena Sangka agar menghimpun kekuatan
Bumi Luma Rasa NaE : untuk apa Ndaita Ruma ku Ma Ntau Asi Peka
Salisi : siapa tahu masih ada pejabat yang setia pada La Kai dan Ingin memberontak padaku
Bumi Luma Rasa NaE : baik Ndaita Ruma ku Ma Ntau Asi Peka
Salisi : aku sangat senang dengan cara kerjamu, sekarang kamu selesaikan tugas mu, aku mau istirahat dulu.
Bumi Luma Rasa NaE : baik Ndaita Ruma ku Ma Ntau Asi Peka (keluar)
Black out
Babak 5
Bumi Paroko yang mendengar kejadian itu langsung berangkat ke desa Teke untuk memberikan kabar buruk itu kepada La Kai
Light In
Ndaita Rumah Lewisape
Bumi Paroko : ompu…. Ompu…. Ompu…
Ompu sangi : io, cou kombi ta kombi…???
Bumi Paroko : io la mada ta, Bumi Paroko…
Ompu sangi : oh….. io ta na bune ta kombi / wara haba?
Bumi Paroko : mana Ompu Wangi?
Ompu Sangi : lagi tidur
Bumi Paroko : bisa dibangunkan sebentar, ada yang ingin la mada bicarakan, penting.!!
Ompu Sangi : kalau begitu, silahkan kamu duduk dulu, saya akan membangunkan Ompu Wangi dulu (beranjak membangunkan Ompu Wangi)
Bumi Paroko : jangan sampai La Kai terbangun!!!
Ompu Sangi : (mengangguk dan langsung berjalan menuju kamar Ompu Wangi)
Bumi Paroko : (bergumam sendiri) Kemana harusnya aku membawa La Kai dengan semua kejadian yang sedang menimpa keluarga Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Sawo?
Dasar Salisi biadab, Kekuasaan direbut, keluarga dibabat. Kamu akan tahu ending dari masalah ini nanti Salisi.
Ompu Sangi : Ini ompu Wangi…..
Ompu Wangi : ada apa? Ada masalah apa, sehingga kamu terlihat terburu-buru
Bumi Paroko : ada masalah yang sangat besar telah terjadi?
Ompu Wangi : masalah apa?
Bumi Paroko : kemarin ada utusan dari Raja Gowa datang untuk bertemu dengan Ndaita Ruma Ndai ta…
Ompu Sangi : lalu dia tahu apa yang sedang terjadi pada kerajaan ini?
Bumi Paroko : ya, dia tahu apa yang sedang terjadi pada kerajaan ini, MANGKUBUMI membritahukan kejadiaan yang sebenarnya!!!
Ompu Sangi Beranjak dari tempat Duduk untuk mengambilkan air putih
Bumi Paroko : ada apa? Talao tab’e ta kombi ita?
Ompu Sangi : tunggu sebentar, la Mada ma weha oi ‘beca kai karoto wa’u ta.
Ompu Wangi : lebih baik kamu minum dulu,,,
Bumi Paroko : (mengangguk dan kemudian menghimpun kekeatannya untuk bicara nanti)
Ompu Sangi dating membawakan minuman
Ompu sangi : ini, minum dulu…
Bumi Paroko : (meneguk minuman)
Ompu Wangi : kalau sudah kamu bisa cerita lagi.
Bumi Paroko : Kemarin ada utusan dari Raja Gowa, dia mempertanyakan masalah penerus dan Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Sawo..
MANGKUMI menceritakan hal yang sebenarnya pada utusan itu, bahwa sebenarnya penerus yang sah adalah Jene Teke.
Ketika mendengar berita itu maka La Salisi menjadi marah, maka dia kembali menghimpun kekuatan untuk menjaga kemungkinan terburuk dan kembali mencari keberadaan La Kai. Maka dari itu kita harus menyembunyikan keberadaan La Kai. Malam ini juga Ompu….
Ompu Wangi : lalu kita ingin menyembunyikannya dimana? Dana Mbojo bune na’e kale’ampa wa’uke. sangat mudah untuk dicari
Bumi Paroko : kita rubah kelemahan menjadi kekuatan, tempat yang kurang lebar dan besar kita ubah menjadi dalam dan tinggi.
Ompu Sangi : maksudmu bagaimana?
Bumi Paroko : kita sembunyikan La Kai di Desa Kalodu kawasan Wawo Tengah. Di sana tempat yang aman dan jauh dari pengawasan pasukan kerajaan.
Ompu Wangi : ya sudah, sekarang kita berkemas untuk segera berangkat ke sana
Ompu Sangi : kamu ikut?
Bumi Paroko : la Mada kaso harus pulang, jangan sampai pejabat kerajaan tahu tentang kedatangan la Mada kaso ta.
Ompu Sangi : ya sudah, lembo ade kana’e saba ta, nari-nari di’ ncai..
Percayakan masalah ini pada kami berdua.
Black out
Babak 6
Kedatangan utusan Raja Gowa di tempat La Mbila.
Light in
La Mbila : ada kabar angin apa sehingga saudara berkunjung ke tempat kami yang jauh dari mewah ini?
Utusan : saya merupakan utusan dari Raja Gowa, Daeng Malabo untuk menyampaikan ini (menyerahkan bingkisan)
La Mbila : apa ini?
Utusan : hadiah dari Raja Kami Daeng Malabo.
La Mbila : (membuka bingkisan, menyerahkan surat pada bumi Paroko)
Bumi Paroko : (membaca surat)
Manuru Bata : apa yang menjadi isi surat itu?
Bumi Paroko : permintaan kerjasama yang pernah di janjikan oleh Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Sawo dengan Raja Gowa untuk menyiarkan agama Islam
La Mbila : tapi Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Sawo telah….
Bumi Paroko : masih ada La Kai, biar bagaimanapun janji harus di bayar.
Manuru Bata : bagaimana caranya?
Bumi Paroko : kami akan tetap membayar janji Raja Kami dulu, tapi kami minta bantuan agar Raja Gowa mengirimkan Bantuan militer untuk mengalahkan Raja Ma Ntau Asi Peka, karena jabatannya bukan berdasarkan garis yang sah
Utusan : kami akan menyampaikan apa yang telah tuanku katakan
Manure Bata : untuk meyakinkankan kalian akan janji kami maka kami akan mengikrarkan untuk masuk Islam
Bumi paroko : kami akan masuk Islam disaksikan oleh kalian, kami berharap kalian juga mau membantu kami melafaskan sumpah
Utusan : tidak ada ikrar yang lain selain 2 kalimat sahadat
La Mbila : silahkan pandu kami
Black out
Pembacaan 2 kaliamat sahadat
Seseorang : mulai sekarang nama kalian adalah
· Putera La Kai : Abdul Khair, Ndaita Ruma Ma Bata Wadu
· La Mbila : Jalaluddin
· Bumi Jara Sape : Awaluddin
· Manuru Bata : Sirajuddin
Kemudian mereka melafalkan sumpah yang berisi
Seseorang : kami bersumpah
· Memperkokoh kesetiaan pada putra mahkota Abdul Kahir
· Tidak akan tunduk pada perintah orang lain, termasuk Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Peka
· Anak cucu kami terikat dengan sumpah
· Jika ada yang melanggar sumpah maka sama dengan minum racun
Adegan membangun (masjd pertama oleh crew setting)
Babak 7
Light In
Pengiriman ekspedisi I dan II ditandai dengan Tari Runca Buja Ka Danda, di mana kekalahan di pihak raja gowa
Kemudian Gantao yang dilakukan oleh La Mbila Vs Ndaita Ruma Ma Ntau Asi Peka. Kemenangan jatuh pada La Mbila.
Black out
Babak 8
Penobatan Abdul Kahir menjadi Raja
(tari wura bongi monca)
Abdul Kahir : tohora ndi ndai, surampa ndi ru’u dou labo dana.
dunia yang lama dan penuh dengan duka cita telah kita lalui. Sekaranglah saat kita masuki dunia baru, era baru, penyempurnaan keyakinan. Kayakinan yang begitu luhur, hingga kita akan terus dirahmati dan dilindungi dalam sisi-Nya.
Tidak ada keraguan dalam menjalankannya, tidak ada kegelisahan dalam menerimanya, mulai saat ini aku tetapkan Islam sebagai Agama Kerajaan dan rakyatku adalah rakyat yang menjalankan ajaran Islam.
Makmurlah dana Mbojo secerah warna kuning, setialah rakyat Mbojo segelora warna Biru, dan Beranilah membela kebajikan sekobar warna merah.
THE END